STAIN MAJENE BERTEKAD MEMBANGUN PERADABAN ISLAMI DI SULBAR

STAIN MAJENE BERTEKAD MEMBANGUN PERADABAN ISLAMI DI SULBAR

Peradaban merupakan tingkat kemajuan suatu masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan pendidikan. Maju mundurnya ilmu pengetahuan sangat mempengaruhi maju mundurnya sebuah peradaban. Menurut Ibnu Khaldun, esensi dari sebuah peradaban adalah ilmu pengetahuan. Kemajuan ilmu pengetahuan berbanding lurus dengan kemajuan berbagai aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, untuk membangun kehidupan yang maju, maka kita harus mengembangkan ilmu pengetahuan.

Mandar berasal dari kata Mandaq yang berarti kuat atau sipamanda yang berarti saling menguatkan. orang Mandar itu saling menguatkan. Mandar adalah salah satu suku yang dominan mendiami provinsi Sulawesi Barat. Paling tidak itu menjadi pembuka dari laporan ketua panitia focus group discussion (FGD) yang dilaksanakan oleh STAIN Majene Kamis 18 Februari 2021 di lantai satu gedung rektorat STAIN Majene.

Focus group discussion kali ini mengangkat tema membangun peradaban islami di Sulawesi Barat. Tema ini menjadi fokus diskusi mengingat tekad hadirnya STAIN Majene sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam tidak hanya berfungsi sebagai lembaga dakwah semata, akan tetapi STAIN Majene juga berfungsi sebagai lembaga akademik dalam merespon berbagai persoalan masyarakat. Lulusan STAIN Majene nantinya diharapkan hadir dengan kualitasnya yang dapat mengantarkan mereka menjadi bagian dari penegakan peradaban bangsa kedepannya.

Pembukaan Focus Group Discussion STAIN Majene (Doc. Humas STAIN Mjn)

 

Ketua STAIN Majene Prof. Dr. Wasilah Sahabuddin, ST., MT. dalam sambutannya membuka acara ini menghimbau Lembaga pendidikan seperti STAIN Majene harus mengambil peran dalam upaya peningkatan kualitas Manusia di Sulawesi Barat. Perguruan tinggi sebagai producing institution harus berupaya semaksimal mungkin untuk menciptakan output yang dapat menjadi agen perubahan. Pendidikan Tinggi Islam harus menyiapkan lulusan yang berkualitas, cerdas, berkarakter kuat, berwawasan luas, berkompeten, dan berjiwa entrepreneurship.

Dr. Muliadi, M.Sos.I. selaku Wakil Ketua 1 STAIN Majene juga dalam pengantarnya sebagai moderator memperjelas FGD ini mencoba membincang bagaimana peradaban islami bukan peradaban Islam karena kultur atau budaya yang beragam di Sulawesi Barat.

Prof. Dr. Gufran Darma Dirawan bersama Dr. Muliadi, M.Sos.I (doc. Humas STAIN Mjn)

 

FGD ini menjadi sangat spesial karena kehadiran kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat Prof. Dr. Gufran Darma Dirawan, M. EMD. Sebagai narasumber. Putra seorang sejarawan Mandar, Prof. Darmawan dalam pengantar materinya menyampaikan keberadaannya di Mandar adalah sebuah pengabdian yang juga menjadi wasiat ayahandanya.

Dengan ekspresi sangat serius dan suara yang lembut, Prof. Gufran menegaskan bahwa STAIN Majene mesti menjadi sentral perubahan. Keberadaan pemangku agama pada masa lalu yang menjadi salah satu sentral membangun kebudayaan harus mampu dikembalikan oleh STAIN Majene sebagai pelopor perubahan pendidikan dan perilaku kebudayaan di daerah Mandar Sulawesi Barat.

Dalam acara ini salah satu agenda yang menjadikan FGD STAIN Majene kali ini penting adalah terjadinya kesepakatan kerja sama dalam bidang pendidikan antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat dan STAIN Majene. Dalam kesempatan ini juga kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat menyampaikan beberapa agenda penting yang dikhususkan untuk STAIN Majene ke depan menyangkut bagaimana pengembangan sarana dan prasarana untuk mewujudkan sekolah tinggi yang berkualitas dan berperadaban islami.

Humas STAIN Majene, 18 Februari 2021