BANDUNG (Humas STAIN MAJENE) - Peran unit bidang kehumasan dinilai sangat fundamental dalam perjalanan Kementerian Agama. Bahkan menurut Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Prof. Muhammad Ali Ramdhani, Humas dapat berfungsi sebagai senjata dalam menyampaikan informasi Kementerian Agama.
Hal itu ia utarakan saat Rakornas Kehumasan Kementerian Agama yang berlangsung di Bandung, Selasa (30/4/2024) malam. Sebanyak 169 peserta hadir pada rakornas tersebut,
yakni Humas PTKIN, Humas KANWIL KEMENAG dan Perguruan Tinggi Keagamaan.
Rakornas berlangsung pada 30 April - 3 Mei 2024. Adapun agenda, di antaranya sidang komisi hingga penyusunan program publikasi dan anggaran
"Humas adalah sebuah senjata. Senjata memelihara yang lama, tapi tetap efektif dalam menjalankan tugas," ujar Ali Ramdhani.
Humas, lanjut Sekjend, berfungsi ketika Kemenag membangun komunikasi publik, dalam rangka menyampaikan informasi. Bahkan Menag RI, KH. Yaqut Cholil Qoumas memberikan penekanan pada fungsi kehumasan agar mendapat akses yang mapan.
"Saya berpesan kepada pemangku kebijakan, agar memberikan fasilitas yang cukup kepada orang-orang hebat yang akan membuka jendela masyarakat kepada Kementerian Agama. Bisa dengan pelatihan, anggaran yang cukup, keberpihakan terhadap Humas," tegasnya.
Ia pun mengakui, pimpinan tidak akan pernah lepas dengan peran tenaga kehumasan. Bahkan menurut Sekjend, jika ada sumber daya yang paling dekat dengan organisasi maupun pimpinan, maka itu adalah Humas.
"Humas adalah unsur yang paling melekat dengan fungsi jabatan. Saya sangat merasakan itu. Humas yang paling melekat dengan pimpinan," ungkapnya.
"Orang yang paling memahami pimpinan adalah Humas. Humas adalah mata dan telinga dari pimpinan. Dia tahu, apa yang baik bagi pimpinan," sambung Prof Ali Ramdhani menambahkan.
Lebih lanjut Sekjend menjelaskan, setiap unit di lingkup Kementerian Agama harus memahami bahwa Humas sebagai jembatan untuk menyampaikan capaian program yang telah terukir. Maka peran penyampai informasi tersebut harus dikomunikasikan, namun dengan narasi berbasis data.
"Konten yang harus kita bangun adalah konten kejujuran, objektif, faktual. Bahwa kemudian angle-nya diatur sedemikian rupa, tapi harus bermuara pada kejujuran, fakta," ulasnya.
Ia pun menilai Humas yang ada di Kementerian Agama memiliki kompetensi dalam membangun citra organisasi. Bahkan narasi yang dibangun mengandung informasi yang mampu menembus empati publik.Adm/Hms
"Kehumasan kita sudah pandai memilih diksi tentang Kementerian Agama. Dia mampu merangkai kata menjadi kalimat, menjadi frasa yang tidak sekadar bermakna, tapi menyentuh ruang rasa dari pembaca," paparnya.
Sekjend pun berpesan kepada seluruh unit kehumasan Kementerian Agama agar menjaga konsistensi dalam membangun relasi. Rakornas kali ini diharap dapat menjadi momentum untuk memperkokoh peran-peran kehumasan dalam mengawal Kementerian Agama.
"Saya harap forum seperti ini ada pertukaran pengetahuan di antara kita. Sehingga apa yang kita tulis tidak sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga memberikan nuansa rasa," pesan Ali Ramdhani.
Sementara itu, Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Data, dan Informasi Sekretariat Jenderal Kemenag RI, Akhmad Fauzin mengatakan, Rakornas yang diselenggarakan setiap tahun ini menjadi penting. Pasalnya, tantangan yang dihadapi sangat dinamis dalam menjalankan fungsi kehumasan.
"Rakornas Humas ini setiap tahun kita laksanakan, dalam rangka membangun komunikasi publik di bawah Kementerian Agama. SDM yang ada perlu kita jaga," ulas Akhmad Fauzin.
Pengelolaan Humas, agar dapat merespons tantangan masa kini. Oleh karena itu, Rakornas mengusung tema “Humas Kemenag: Kompeten, Responsif, Inovatif, dan Sinergis (KeRIS)”.(adm/hms)