"STAIN Majene Dukung Dialog Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Mamuju Tengah: Memperkuat Kerukunan dengan Semangat Lallaq Tassisaraq"

 STAIN MAJENE: Dihadiri oleh sekitar 200 peserta, Acara Dialog Moderasi Beragama berlangsung di Aula Kantor Bupati Mamuju Tengah pada Selasa (02/12/2025)  . Para peserta terdiri dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mamuju Tengah, perangkat desa, FKUB, penyuluh agama, hingga jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemda Mamuju Tengah.

Kegiatan Dialog Moderasi Beragama yang mengusung tema “Menjaga Harmoni dalam Semangat Lallaq Tassisaraq ini dilaksanakan oleh Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Mamuju Tengah, bekerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Kementerian Agama (Kemenag), dan Pemerintah Daerah (Pemda) Mamuju Tengah, Kegiatan yang menghadirkan Guru Besar STAIN MAjene ini bertujuan memperkuat kerukunan umat beragama di wilayah yang dikenal sebagai Bumi “Lallaq’ Tassisaraq”.

Simbol Pemersatu Daerah
Wakil Bupati Mamuju Tengah, Dr. H. Askary, S.Sos., M.Si., yang membuka kegiatan tersebut, menekankan pentingnya toleransi yang telah menjadi fondasi pembangunan daerah. Ia mengapresiasi inisiatif dialog ini sebagai langkah strategis merawat kebhinekaan.

“Wilayah ini dibangun di atas semangat toleransi dan keberagaman yang ada di Mamuju Tengah, sehingga ‘Lalla Tassisara’ menjadi simbol pemersatu kita sebagai satu-kesatuan. Maka dari itu, saya sangat mengapresiasi dengan diadakannya kegiatan dialog pada hari ini,” ujar Askary.

Materi utama dalam dialog ini disampaikan oleh Prof. Anwar Sadat, yang memadukan konsep moderasi beragama dengan nilai kearifan lokal “Lalla Tassisara”.

Menurut Prof. Anwar, “Lalla Tassisara” bukan sekadar semboyan, melainkan nilai lokal yang bermakna menjaga hubungan kekerabatan, mempererat tali persaudaraan, dan saling menghormati demi terciptanya kehidupan yang selaras. Nilai ini dinilai sangat relevan dengan konsep moderasi beragama yang mengutamakan sikap toleransi dalam membangun keharmonisan.

Dalam paparan materinya, Prof. Anwar Sadat memberikan panduan praktis untuk menjaga kerukunan umat beragama. Ia berpesan agar masyarakat menghindari tiga perilaku destruktif

Menjaga Harmoni Berbasis Semangat Lalla Tassisara

Harmoni adalah fondasi utama pembangunan masyarakat, dan semangat Lallaq Tassisaraq menjadi landasan untuk mencapai hal tersebut. Melalui strategi yang terintegrasi, program implementatif yang konkret, dan peran aktif dari pemuda, tercipta ruang yang damai dan toleran.

1. Strategi Menjaga Harmoni Berbasis Semangat Lalla Tassisara

Strategi ini berfokus pada penguatan dialog dan pendidikan untuk menumbuhkan rasa saling menghargai.

  • Membangun Dialog Lintas Agama & Komunitas: Menciptakan komunikasi terbuka antara berbagai kelompok.
  • Menghidupkan Kembali Nilai-nilai Tokoh Panutan/Mamuju: Menggali dan mengaktualisasikan kearifan lokal.
  • Mengoptimalkan Media Digital Sebagai Ruang Edukasi: Memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan pesan perdamaian dan toleransi.
  • Menciptakan Program Lintas Iman Berbasis Budaya: Menggabungkan praktik keagamaan dan ekspresi budaya.
  • Menjadikan Tokoh Masyarakat dan Pemuda Sebagai Agen Harmoni: Memberdayakan individu kunci untuk memimpin upaya perdamaian.

2. Contoh Program Implementatif

Strategi tersebut diwujudkan melalui program-program yang melibatkan interaksi langsung dan pemanfaatan teknologi:

  • Dialog Rutin Antar Tokoh Agama: Pertemuan berkala untuk membahas isu dan mempererat hubungan.
  • Sosial Bersama (Kerja Bakti, Bakti Sosial): Kegiatan bersama yang berorientasi pada kepentingan publik, melampaui sekat agama.
  • Festival Budaya Lokal: Ajang pelestarian identitas lokal sebagai wujud kekayaan bersama.
  • Digital Damai untuk Remaja: Program edukasi dan kampanye online tentang toleransi bagi generasi muda.
  • Diskusi Pemuda Lintas Iman: Forum bagi pemuda dari berbagai latar belakang keyakinan untuk bertukar pikiran.

3. Peran Pemuda dalam Menjaga Harmoni

Pemuda adalah aktor kunci yang berperan sebagai penentu masa depan harmoni bangsa, terutama di ruang digital.

  • Menyikapi Cara Beragama Secara Bijaksana: Mampu membedakan antara dogma dan provokasi, serta mengedepankan toleransi.
  • Menjadi Agen Toleransi di Media Sosial: Menggunakan platform digital untuk menyebarkan pesan positif dan anti-diskriminasi.
  • Menghidupkan Narasi Damai: Menciptakan konten-konten yang berfokus pada kesatuan dan kerukunan.
  • Mengembangkan Kreatif Bertema Moderasi Beragama: Memanfaatkan seni dan kreativitas untuk mempromosikan nilai-nilai moderasi.
  • Menolak Provokasi dan Ujaran Kebencian: Berperan aktif melawan disinformasi yang merusak tatanan sosial.

Profesor dibidang Ilmu Sosiologi Hukum Islam ini menutup rangkaian materinya dengan menyampiakan Upaya menjaga harmoni adalah tanggung jawab kolektif. Dengan strategi yang terarah, program yang nyata, dan pemuda yang berdaya, semangat Lallaq Tassisaraq dapat terus membimbing masyarakat menuju kehidupan yang rukun dan penuh toleransi.