KOMPETISI MARAWIS SEMARAKKAN EXPO KEMANDIRIAN PESANTREN

KOMPETISI MARAWIS SEMARAKKAN EXPO KEMANDIRIAN PESANTREN

STAIN MAJENE - Kemandirian santri merupakan kontruksi yang didesain untuk melahirkan santri tangguh bermoral dan bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai universal ke Islaman dan kuta dalam bidang ekonomi. Untuk mewujudkan itu dalam rangkaian Hari Santri Nasional tingkat Provinsi Sulawesi Barat, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat bekerja sama dengan STAIN Majene menggelar Expo Kemandirian Pondok Pesantren pada tanggal 22-24 Oktober di Gedung terpadu STAIN Majene.

Sebanyak 12 (dua belas) stand pameran yang dibangun. Antara lain Stand Kanwil Kemenag Prov. Sulbar, Stand Perbankan dan 10 pondok pesantren. Keikutsertaan pesntren di Expo Kemadirian Pesantren adalah pesantren yang mendapat bantun Inkubasi Bisnis Kementerian Agama. Harapan kegiatan ini adalah mewujudkan kemandirian pesantren dan saling berbagi informasi usaha yang dibangun untuk memandirikan pesantren.

Turut hadir dalam pembukaan Expo Kemandirian Pesantren dari pimpinan Bank Indonesai sebagai Bank Mitra pesantren. Dalam sambutannya mengharapkan kegiatan perekonomian di pesantren bisa mandiri dengan usaha yangdibangun untuk santri. Keberadaan Bank Indonesia juga akan selalu mendukung kelancaran setiap usaha yang pesantren dirikan sekaligus menjadi pembelajaran mandiri bagi santri.

Membuka acara Expo Kemandirian Pesantren, Kakanwil Kemenag Sulbar didampingi oleh Ketua STAIN Majene Prof. Dr. Wasilah, S.T., M.T berharap kegiatan ini menjadikan pesantren dan semua elemen terkait kementerian agama semakin mandiri dan kokoh untuk kejayaan bangsa terutama pesantren mampu bangkit secara ekonomi.

Kegiatan yang berlangung selama 3 (tiga) hari ini juga dimeriahkan dengan kompetisi marawis antar pendok pesantren. Setidaknya ada 7 pesantren ambil bagian memperebutkan jura I, II, III. Kompetisi Marawais ini dibuka dengan penampilan anak-anak Hadrah dari pengajian Safinatun Najah Simullu Kab. Majene.

Koordinator lomba Abd. Gafur, M.Th.I menyampaikan bahwa kegiatan kompetisi marawis ini dikhususkan untuk pesantren sebagai akar seni budaya yang bercorak Islam. Ia juga menharapkan semoga kedepan kompetisi yang mengangkat keterampilan santri menabuh rebana ini bisa semakin semarak dan peminatnya jauh lebih besar. (Adm.Hms)